Selasa, 16 Juni 2015

Tulisan "Rendi Anak Jalanan Memperjuangkan Hidup"

 "Rendi Anak Jalanan Memperjuangkan Hidup"



       Suatu Hari ketika aku berjalan menuju Pasar banyak Anak-anak kecil disuruh orang tua nya mengamen, dengan alesan yang tak jelas. Orang tua melakukan hal itu semata-mata untuk keperluan ekonomi saja dan tidak memikirkan perasaan anak nya.Sebut saja nama anak nya itu Rendi. Anak yang ia  suruh dalam mengamen itu merasakan pahit, getir, luka, perih, miris, terhina, tanpa harapan, semua fase kehidupan yang tidak enak sudah ia lewati. Saat ini semuanya berbuah kesuksesan. Segala kata yang menyakitkan, mungkin tak cukup untuk melukiskan penderitaan anak itu. Jangankan sekolah, untuk makan dan bertahan hidup pun harus berjuang dalam keperihan.
      Sudah sering Rendi harus rela menerima caci maki yang luar biasa kasar. Tidak terhitung, perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi. Demi sesuap nasi, sering saya harus menerima pekerjaan yang kelewat berat untuk anak-anak. Masih banyak lagi hal suram buram yang ia alami sepanjang ia menggelandang di jalanan. Di jalanan yang berlaku bukanlah hukum masyarakat yang penuh aturan dan tatakrama, tetapi hukum rimba yang mengandalkan kekuatan fisik.


      Siapa yang kuat, dialah yang menang. Saat itulah ia hanya berusaha untuk menjadi orang kuat dalam versinya demi mempertahankan hidup di jalanan. Pekat dan suramnya kehidupan, sering pula membuat ia ingin mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Seperti sebuah lentera yang ia tidak mengerti dari mana datangnya, adalah pemikiran sederhana dan lugu yang ia miliki. Anak tidak pernah berpikir banyak tentang halangan dan rintangan tersebut Keinginannya hanya satu, bisa makan demi mempertahankan kehidupannya agar terus berjalan. Ia tidak mau mati konyol. Ia merasa harus berjuang dan harus menjadi kuat.Kini, semua halangan, rintangan, penderitaan, kesakitan, kepedihan, luka, air mata, pengorbanan, semuanya telah berubah menjadi lautan hikmah.Semoga kehikmahan ini orang tua selain orang tua rendi bisa memerhatikan anak nya. Anak adalah anugerah dari allah, bukan untuk bekerja seberat itu.

    Maka dari itu kita harus beruntung masih punya orang tua yang masih mementingan pendidikan di banding anak jalanan di luar sana. Dan kita harus tetap berjuang untuk meraih kesuksesan demi cita-cita kita. Selain itu kita juga harus bersyukur masih bisa hidup dan tidak merasakan kelaparan seperti rendi, kerena diluar sana banyak yang tidak bisa makan dan minum pun juga susah. Kita harus mensyukuri nya dan tidak boleh menyia-nyiakan pemberian dari allah dan orang tua yang bersusah payah menafkahi kita. Semoga anak jalanan itu lebih di perhatikan lagi oleh pemerintah dan presiden. Biar tidak ada lagi orang tua menyuruh anak nya mengamen, dan anak-anak nya bisa meneruskan pendidikan lebih baik. Supaya menjadi orang sukses Dan meneruskan bangsa Indonesia lebih maju lagi. Hidup anak jalanan. Kesabaran mu dan kekuhan mu semoga di denger, amien :) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar